Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

peran para sarjana


kapita selekta peran para sarjana
BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada jaman penjajahan belanda peninggalan agama buddha masih ada laporan penelitian dari para sarjana membuktikan bahwa agama buddha sudah ada dari jaman dahulu tetapi karena bahasa yang digunakan adalah bahasa sansekerta maka rakyat indonesia sangat sulit mengerti akan agama itu sendiri. Untuk memahami sumua hal itu tidak sedikit para sarjana lebih dahulu mempelajari bahasa sanskerta serta mempelajari kebudayaan india, termasuk agama hindu dan buddha baik sejarah perkembagan pemikiran maupun pokok ajarannya.

Pegetahuan megenai kebudayaan india sagat membantu para peneliti naskah-naskah maupun inskripsi-inskripsi kuno dalam menafsirkan peninggalan purbakala. Di akui oleh para sarjana bahwa perkembagan arkeologi di indonesia berangkat dari bahasa dan sastra. Salah satu peninggalan purba kala yang berkaitan degan agama buddha di indonesia serta yang merupakan hal yang menarik adalah megenai siwa buddha “yang terdapat dalam karya sastra kakawin”sutasoma” dari jaman majapahit itu tampak pula degan karya seni yakni dengan terdapatnya area siwa dan arca buddha aksobaya dalam satu bagunan candi jawi.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Dengan cara apakah para sarjana meneliti ajaran agama iti sendiri?
2.      Bagaimana pendapat para sarjana mengenai agama buddha dan hindu ?
C.     TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini bertujuan agar semuamahasiswa/siswi dapat mengetahui para sarjana yang menemukan ajaran agama buddha itu sendiri.
D.    MANFAAT
Agar bisa menambah wawasan para mahasiswa tentang agama dan kebudayaan itu sendiri.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Peranan Para Sarjana
Pada zaman penjajahan belanda diindonesia telah banyak dilakukan kegiatan penelitian yang telah menghasilkan pengetahuan mengenai masyarakat dan kebudayaan daerah - daerah; peninggalan masa lalu termasuk peninggalan agama buddha.lapoaran yang bersifat. Laporan penelitian yang bersifat subyektif maupun obyektif yang dibuat oleh seorang atau sekelompok orang dalam bentuk catatan ringkas pada majalah keahlian seperti “tidschrift voor taal-,land-en Voken-kunde dan ‘indish tijdshrift voor het Rech”, maupun dalam bentuk buku yang semuanya degan meggunakan bahasa belanda. Hasil penelitian ilmu bahasa, ilmu bumi dan ilmu bagsa-bagsa tersebut di lakukan oleh sarjana-sarjana seperti prof.Dr.j.h.c.Kren.N.J Krom, W.F Stutterheim, Dr. Pigeaud, J.L.A Berands, C.C. Berg, J.K ats, J.L Moens, P.Zoetmoelders, R.Ng. poerbacaraka dan H. Djajanigrat serta masih lagi.
Hasil penelitian para sarjana tersebut, khususnya penelitian yang ,meyagkut agama buddha di indonesia pada jaman dahulu melibatkan bidag-bidang lain, seperti kebudayaan, bahasa dan sastra jawa kuno. Untuk memahami sumua hal itu tidak sedikit para sarjana lebih dahulu mempelajari bahasa sanskerta serta mempelajari kebudayaan india, termasuk agama hindu dan buddha baik sejarah perkembagan pemikiran maupun pokok ajarannya. Pegetahuan megenai kebudayaan india sagat membantu para peneliti naskah-naskah maupun inskripsi-inskripsi kuno dalam menafsirkan peninggalan purbakala. Di akuii oleh para sarjana bahwa perkembagan arkeologi di indonesia beragkat dari bahasa dan sastra.

B.     SIWA BUDDHA
Salah satu peninggalan purba kala yang berkaitan degan agama buddha di indonesia serta merupakan hal yang menarik adalah megenai siwa buddha “yang terdapat dalam karya sastra kakawin”sutasoma” dari jama majapahit itu tampak pula degan karya seni yakni degan terdapatnya area siwa dan arca buddha aksobaya dalam satu bagunan candi jawi.  Bilamana dibandingkan dengan candi-candi yang cibangun 4 atau 5 abad sebelum majapahit yang memperlihatkan adanya pengaruh pandangan atau pemikiran yang berkembang di india, maka “siwa buddha” dalam kakawin “sutasoma” dan candi jawi itu menunjukan adanya perkembangan pemikiran agama buddha di indonesia yang terjadi adalam beberapa abad. Perkembangan pemikiran yang membentuk senkretisme (oleh sarjana lain dikatakan sebagi pencampuran, perpaduan,peleburan atau istilah-istilah lain) itu dicoba oleh para sarjana di coba untuk dijelaskan. Krom berpendapat bahwa ajaran tantra yang mempengaruhi agama buddha dan agama hindu berperan dalam mendekatkan pandangan agama siwa dan agama buddha mahayana. Rassers melihat masalah siwa buddha lebih dapat dijelaskan melelui kebudayaan jawa yang lebih tua daripada melihat melihat hubungan genetik yang langsungantara yang terjadi di jawa dengen yang terjadi di india beberapa abad sebelumnya. Agama negara pada masa jawa tengah berbeda dengan jawa timur. Kalau masa jawa tengah yang disebut demikian agama siwa dan agama buddha, maka pada masa jawa timur keduanya (siwa dan buddha) adalah aspek saja dari satu agama yang tunggal. Agama siwa dan buddha pada jaman majapahit tidak lagi merupakan dua agama yang terpisah. Sastra agama buddha di indonesiayang lebih tua dari “sutasoma” adalah sang hyang kamahayanikan”dan “kunjarakarna”. Sang hyang kunjarakarna menyebut nama seorang raja jawa, empu sindok, yang menjadi raja dijawa timur pada tahun 851-869 saka (929-947 masehi), berisi ajaran agama buddha mahayanan dengan banyak memakai bahasa sansekerta yang dijelaskan dengan bahasa kami (jawa kuno). Menurut poerbatjaraka “kunjarakarna” dijumpai dalam dua bentuk yang pertama dan tertua disusun dalam bahasa yang bebas sedangkan yang kedua (muda) disusun dalam bentuk syair.
Bentukn sinkratisme yang juga menyangkut agama buddha terdapat pada masa raja kerta negara (1268-1292 M). Sikratisme ini oleh zoetmorder di namakan trantrisme bahirawa siwa boddhique” yang ditandai dengan penyelengaraan upacara inisiasi dikuburan yang mencangkup acara makan, minum dan hubuangan kelamin. Kertanegara dimakamkan baik sebagai ardanari maupun siwa buddha. Hal ini memberikan gambaran tentang ardanari. Merupakan perujudan sakti dalam ajaran tantra yang dianut oleh kertanegara. Sebagai catatan perlu di ingat bahwa singkrotisme yang menyatukan siwa dan wisnu biasanya disebut “Arihara”
 dalam hubungan siwa buddha disebut “J.gonda menunjukan bahwa penyamaan dewa-dewa siwa dan dewa –dewa buddha. Itu tidak hanya dijumpai dijawa saja, tetapi juga dikamboja, nepal dan india sendiri. Hayati subadiyo mengemukakan bahwa identifikasi hindu buddha dalam naskah- naskah jawa kuno hanyalah mengenai perinsip tertinggi serta segala mani pestasinya. Sarjana lain, s.supomo setelah mempelajari karya empu tentularkakawin arjuna-wijaya dan suta soma,menyimpulkan bahwa patwatarajadewa adalah dewa penyatu nasional, ia bukan soma dan bukan buddha melainkan siwa buddha. Sebutan yang dipakai oleh empu tantular adalah “ natha ninghanata” (berlindung yang mutlak)”. “Pati ning jagatpati” raja dari raja dunia dan “hyang ning hyang inisting”  (dewa dari segala dewa peribadi).siwa dan buddha adalah perwujudan dari padanya mengenai masalah ini edi sediya wati mengatakan bahwa masalah siwa buddha yang dibukka oleh kem pada tahun 1888 itu masih belum terkuras habis masih banyak hal-hal yang belum ditelaah baik dari segi sastra,sesiologi, maupun antropologi.
C.     Gerakan mengamalkan agama buddha
Kebangkitan kembali agama buddha diindonesia didorong oleh banyak faktor yang terdapat baik didalam maupun diluar masyarakat indonesia pada penjajahan. sebelumnya masyarakat indonesia kususnya dijawa dan bali mengenal agama buddha kemudian yang dikenal oleh nenek moyangnya dalam wujut yang samar-samar  dan tidak jelas. Agama buddha dikenal oleh masyarakat untuk melalui nama (budda) dan lembaga-lembaganyan secara sederhana seperti wiku (bhikkhu) hukum karma, kelahiran krmbali (nitis), nirwana. Masyarakat terpelajar anggota perhimpunan tilosofi melihat agama buddha secara berlainan dengan masyarakat china. Yang bercita-cita melaksanakan kehidupan agama buddha. Masyarskat china diindonesia telah mengenal MI LO FO (maitrea), Guan Yi Pu Sa (avalokitesvara sebagai dewi kwan im), San Bao Po (Tri Ratna Buddha) dan masih banyak lagi pantheon dalam agama buddha dismping sutra-sutra mahayana yang telah dialih bahasakan seperti Hua Yen Cing (Avatamsa Sutra), Fa Hua Cing (Sadarma Pindarika Sutra) atau Cin Kang Cing (Vajrachedika Prajna Paramita Sutra) dan masih banyak lagi.
Pada awal kebangkitan kembali itu disebut “dhamma-vinaya” belumlah diketahui. Tiang agama buddha yang terdiri dari buddha, dhamma dan sangha, juga tidak lengkap. Masing –masing mempelajari agama buddha sesuai dengan lingkungan dan pendidikannya. Buku-buku agama buddha yang sudah banyak ditulid dalam bahasa asing (bukan bahasa melayu). Kususnya bahasa inggris hanya diketahui dan dapat dibaca oleh sekelompok orang-orang yang terpelajar saja. Buku-buku agama buddha dalam bahasa dan tulisan china hanya dipelajari oleh lingkungan terbatas. Dari keadaan yang demikian itu dapat disimpulkan bahwa wajah agama buddha diindonesia pada awal kebangkitan kembali belum memiliki bentuk yang jelas.
Organisasi yang mengatakan dengan perkembangan agama buddha diindondesis selain perhimpuan tiosopi dan organisasi Sam Kauw Hwee adalah internasional buddhist mission bagian. Jawa yang didirikan dijakdrta tahun 1932. Pada jaman kemerdekaan, persaudaraan upasaka-upasika indonesia yang lahir tahun 1954 disemarang banyak mempunyai peranan dalam mengembangkan agama buddha.



BAB III
PENUTUP
A.  SIMPULAN
Pada jaman penjajahan agama buddha itu masih ada tapi karena bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa sansekerta maka para rakyat indonesia sulit mengetahuinya. dan dengan adanya para sarjana yang mengetahuinya bahwa agama dan kebudayaan itu masih ada maka dengan demikian rakyat itu sendiri bisa mengenal agama dan budaya yang telah ada sejak jaman dahulu. bisa dilihat bahwa salah satu peninggalan purbakala yang berkaitan dengan agama buddha diindonesia serta merupakan hal yang menarik adalah “ siwa buddha” yang terdapat dalam karya sastra kakawin “sutasoma”.
B.   SARAN
Berdasarkan dari makalah yang di susun diatas semoga dapat bermanpaat bagi para mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB) jinarakitta dan dapat menambah semangat dan minat membaca demi memperluas pengetahuan dalam Buddha dhamma itu sendiri.
Dan Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semua mahluk. penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurna oleh karena itu penulis mengharapkan  kriti dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaam makalah yang akan datang.






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar